Jul 27, 2016

Pembukaan KMMI



Dalam suasana sejuk di Kota Bogor yang sebelumnya disambut dengan guyuran hujan yang cukup lebat pada pukul 19.30 wib, menghantarkan pada satu sesi pembukaan sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh Universitas Ibnu Kaldun Bogor (UIKA) bersamaSekretariat Transformasi Serantau (STS) danCenter for Advanced Studies on Islam (CASIS)UTM Malaysia, dengan tema yang bertajuk tentang “Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia” yang direncanakan berlangsung selama enam hari pada tanggal 3-8 November 2013.
Waktu dimulai dari berkumpulnya mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia sebagai peserta yang mewakili Indonesia di Stasiun Gambir Jakarta pukul 08.00 wib, sedang mahasiswa Malaysia yang terpilih dari berbagai universitas di Malaysia, mulai lepas menggunakan pesawat melalui Bandara Kuala Lumpur International Airport pukul 08.00 dan tiba di Indonesia pada pukul 09.00 waktu Malaysia, atau tepatnya pukul 10.00 wib di Bandara Soekarno Hatta. Selanjutnya peserta Indonesia-Malaysia dapat bertemu pada siang harinya di Monas kemudian dilanjutkan sholat dzuhur di Masjid Istiqlal Jakarta dan berangkat menuju Bogor tempat akan dilaksanakannya kegiatan, dan menjadipilihan inspirasi akan tempat kelahirannya Syed Naquib Al Attas.
Pembukaan kegiatan yang telah direncanakan, dapat dimulai pukul 20.00 wib tepat. Dengan dihadiri oleh tokoh-tokoh yang sudah sangat dikenal kiprahnya di Indonesia-Malaysia dan dunia sebagai para cendikiawan dan intelek Muslim, beserta panitia dan peserta. Hadir dalam kegiatan tersebut Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, Dato` Shahlan Ismail, Prof. Dr. M. Zainy Uthman, dan beberapa doktor dan pembina dari Malaysia. Sedang dari Indonesia ada Dr. Ending Bahrudin, Dr. Adian Husaini,Adnin Armas, MA dan beberapa tokoh lainnya dari pihak Indonesia.
Sesi awal sambutan diberikan oleh Dr. Adian Husaini selaku penanggung jawab kegiatan, beliau menyampaikan rasa bangga dan perhatian besarnya terhadap terselenggaranya kegiatan tersebut, mengingat akan krisisnya figur seorang pemimpin Islam. Sambutan kedua diberikan olehDr. Ending Bahruddin selaku Rektor Universitas Ibnu Kaldun Bogor yang menyatakan bahwa kepemimpinanharus dimulai dari aspek pendidikan yang mendasari pembentukan kepribadian dan pemikiran asas seseorang, khususnya di perguruan tinggi ketika seseorang mencapai kematangan tingkat berpikirnya, selaras dengan hal itu maka capaiannya sesuai dengan Visi UIKA “iman, ilmu dan amal” sebagai aplikatifnya.
Selanjutnya sambutan diberikan oleh Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud dan Dato` Shahlan Ismail. Prof. Wan menegaskan bahwa hubungan Indonesia-Malaysia harus dipupuk dan disemai dengan cara pandang yang benar untuk kemudian kita dapat menempatkannya, dapat memahami bagaimana akar permasalahan, pemikiran dan tantangannya.
Prof. Wan yang baru beberapa waktu lalujuga usai memberikan kajian di berbagai negara, kemudian memberikan sebuah motivasi dengan mengutip perkataan presiden pertama BosniaAlija Izetbegović yang terkenal akan ketegasan dan kontribusi besarnya, beliau berujar “Islam is the best, but we are not”
Demikian apa yang telah tersusun dan tersempurnakan dalam Islam dan juga dicontohkan oleh Rasulullah, para ulama dan pemimpin-pemimpin Islam dahulu, sejatinya sudah memberikan kita banyak pelajaran dan keteladanan untuk kita mampu kembali membangkitkan kemuliaan dan peradaban Islam terutama peran pemuda“sebagaimana Muhammad Al Fatih yang mampu membebaskan Konstantinopelpada masa mudanya” ungkapnya.
Yang semakin membuka kesadaran dan semangat peserta ketika Dato` Shahlanselaku Presiden Sekretariat Transformasi Serantau (STS )mengutip sebuah hadis tentang bagaimana mayoritas umat Islam yang ibarat buih di lautan, meski memiliki kuantitas yang besar tapi mudah terombang-ambing dan mudah pupus oleh musuh-musuh Islam, denganmemberikan realitas, bagaimana seorang tentara rezim Suriah bertanya pada seorang janda penduduk Suriah “Apakah selama ini kamu tidak pernah makan daging lagi?” Maka seorang ibu yang telah menjadi janda tersebut menjawab “Iya, ketika suami saya telah terbunuh di medan jihad Suriah saya tidak pernah lagi memakan daging” Mengingat itu ketika berbagaikrisisdan akses banyak yang telah tertutup dan terputus akibat pertempuran dengan rezim Syiah Suriah. Maka seketika itu juga tentara tersebut memaksa dan mengambil anaknya, kemudian ia memasak anak tersebut untuk ibunya yang tentu sangat menyakiti dan memakan dagingnya sendiri. Demikian itu hanyalah sebagian kecil realitas yang dilakukan dan ditemukan, belum lagi di negeri-negeri Muslim lainnya.
Kegiatan ini diharapkan akan melahirkan kader-kader penerus pembangunan dan penggerak umat Islam, memperkuat hubungan Indonesia dan Malaysia, serta menjadi jalan kebangkitan Islam di alam Melayu.
            Rangkaian kegiatan yang direncanakan akan digelar dari pagi hingga malam hari ini pun mulai dibuka dan dilaksanakan untuk membekali para kader muda yang kelak akan menggantikan kepemimpinan-kepemimpinan yang ada.(Laporan. B Galih)

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons