Jul 27, 2016

KMMI 2



Kenduri Nusantara dan Launcing Buku `Islamisasi Ilmu-ilmu Kontemporer dan Peran Universitas Islam dalam Konteks Dewesternisasi dan Dekolonialisasi` karangan Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, dilaksanakan pada  hari selasa pukul 20.30 wib.
            Sambutan pertama diberikan oleh Dr. Ending Bahruddin selaku Rektor Universitas Ibnu Kaldun Bogor, kemudian Dr. Adian Husaini dan Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud. Bagaimana peranan buku tersebut pada perguruan tinggi sebagai puncak penyemaian dan potensi keilmuan yang berakardanberbuah pada bidang lainnya, serta sarana terbentuknya para pemimpin muda.
            Launcing buku `Islamisasi Ilmu-ilmu Kontemporer dan Peran Universitas Islam dalam Konteks Dewesternisasi dan Dekolonialisasi` karangan Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Malaysia, Dato’ Dr. Ahmad Zahid Hamidi, yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Malaysia. Juga dihadiri oleh Duta besar Malaysia untuk Indonesia.
Dato’ Dr. Ahmad Zahid Hamidi memberikan penjelasan panjang bagaimana tantangan reformasi dan transformasi yang terjadi selama ini khususnya di alam Melayu Indonesia-Malaysia. Beliau yang sudah berpengalaman panjang dan merasakan asam manisnya kehidupan perpolitikan mengungkap akan banyaknya kaki-tangan jahil yang berusaha memecahkan dan menghambat persatuan umat Islam, tapi beliau meyakini akan datangnya Al-Sahwah al-Islamiah(Kebangkitan Islam).
“Karena itu rakyat Indonesia dan Malaysia harus bekerja keras meningkatkan kualitasnya dan jangan sampai mau dipecah belah dan diadu-domba,” ujar Dato` Ahmad Zahid.
Ketika kita melihat saat ini kita disekat-sekat dan di lemahkan untuk saling berkompetisi dan menentang, yang menimbulkan kelemahan dari serangan pemikiran dan politik Barat, hanya dengan nasionalis akan garis teritorial, “Padahal ikan saja dengan bebas bermigrasi dari Indonesia dan Malaysia dan sebaliknya tanpa password” Begitu ungkapDato` Ahmad Zahid, dan diceletusi oleh Dr. Adian Husaini sebagai “Ukhuwah Ikaniyah” hingga mengundang tawa hadirin. Ukhuwah Islamiyah yang seharusnya menjadi prinsip utama kita sebagai konsekuensi dari aqidah.
Meskipun demikian bukan berarti untuk kita mengambil sikap diam saja, hal pertama yang bisa kita lakukan dan kita satukan saat ini ungkap Dato` Ahmad Zaid “Wahdatul fikr, wahdatul qalb dan wahdatul `aml” yaitu menyatukan pikiran, menyatukan hati dan menyatukan usaha. Yang demikianharus dipelopori oleh orang-orang yang berilmu, bukan sekedar artis-artis yang lebih dijadikan model dan populer.
Rangkaian kegiatan pada hari ketiga ini sebelumnya sudah diimulai dengan shalat subuh berjama`ah, tazkirah dan sarapan pagi pada pukul 04.00 wib yang diagendakan setiap harinya selama kegiatan berlangsung.
            Kegiatan `Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia` yang diselenggarakan oleh Universitas Ibnu Kaldun Bogor (UIKA) bersama Sekretariat Transformasi Serantau (STS) dan Center for Advanced Studies on Islam (CASIS) UTM Malaysia.
            Pagi harinya peserta telah diberikan tugas dalam setiap kelompoknya yang sebelumnya telah terbagi menjadi 7 kelompok, untuk melakukan penelitian dan kajian sesuai dengan tempat yang telah dibagikan, untuk nantinya mencari informasi yang akan dipresentasikan. Yaitu tempat kelahiran SNM Al Attas, UIKA Bogor, Gramedia, dan lainnya, mencari hubungan antara karya dan sejarah dari pemikiran dan keilmuan tokoh-tokoh Melayu.
            Pada pukul 08.00 kelompok kami `Zaid bin Tsabit` berkesempatan untuk mengunjungi Universitas Ibnu Khaldun (UIKA), yang merupakan Universitas Islam tertua di Kota Bogor. UIKA Bogor dikenal, merupakan sebuah perguruan tinggi yang banyak menghimpun, mengadobsi, dan menelurkan berbagai pemikiran ulama dan cendikiawan Islam khususnya di alam Melayu.
            Tidak jauh, sekitar 15 menit dari Hotel Mirah dan Sri gunting tempat kami menginap, dengan mengendarai bus akhirnya menghantarkan kami di UIKA Bogor.
            Kelompok Zaid bin Tsabit melakukan wawancara pada lingkungan masyarakat ilmiah UIKA, untuk mengetahui bagaimana pandangan mereka tentang hubungan Indonesia-Malaysia dan kaitannya dengan Melayu, kemudian mencari berapa banyak karya-karya pemikiran Muslim Melayu yang terdapat di Perpustakaan UIKA Bogor.
            Kali itu saya berkesempatan mewancarai Bang Rauf, Staff Perpustakaan yangsedang menempuh S2 di UIKA, beliau menjelaskan bahwa Melayu yang dulu kita kenal, memang telah memberikan proses dan pengaruh budaya keislaman. Beliau mencontohkan bahwa Ibunya dapat menulis dengan tulisan Arab tapi berbahasa Melayu / Arab pegon, Bang Rauf yang berasal dari Tasikmalaya berujar “Ibu saya ketika mengikuti pengajian Islam, biasa langsung menuliskannya dalam teks arab tapiberbahasa Melayu”.
            Pada sore harinya, setiap kelompok mulai mempresentasikan hasil penelitian dan observasinya, hingga menyerap banyak pengetahuan dan perbincangan baru untuk setiap kelompok dan pesertanya.
            Kegiatan tersebut yang selanjutnya menghantarkan kami pada Kenduri Nusantara dan Launcing Buku karya Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud pada malam harinya.(Laporan, Galih).

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons