Dalam
suasana sejuk di Kota Bogor yang sebelumnya disambut dengan guyuran hujan yang cukup lebat pada pukul
19.30 wib, menghantarkan pada satu sesi pembukaan sebuah kegiatan yang
dilaksanakan oleh Universitas Ibnu Kaldun Bogor (UIKA) bersamaSekretariat
Transformasi Serantau (STS) danCenter for
Advanced Studies on Islam (CASIS)UTM Malaysia, dengan tema yang bertajuk
tentang “Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia” yang direncanakan berlangsung
selama enam hari pada tanggal 3-8 November 2013.
Waktu dimulai dari berkumpulnya mahasiswa dari
berbagai universitas di Indonesia sebagai peserta yang mewakili Indonesia di
Stasiun Gambir Jakarta pukul 08.00 wib, sedang mahasiswa Malaysia yang terpilih
dari berbagai universitas di Malaysia, mulai lepas menggunakan pesawat melalui
Bandara Kuala Lumpur International
Airport pukul 08.00 dan tiba di Indonesia pada pukul 09.00 waktu Malaysia,
atau tepatnya pukul 10.00 wib di Bandara Soekarno Hatta. Selanjutnya peserta
Indonesia-Malaysia dapat bertemu pada siang harinya di Monas kemudian
dilanjutkan sholat dzuhur di Masjid Istiqlal Jakarta dan berangkat menuju Bogor
tempat akan dilaksanakannya kegiatan, dan menjadipilihan inspirasi akan tempat kelahirannya Syed Naquib Al
Attas.
Pembukaan kegiatan yang telah direncanakan, dapat
dimulai pukul 20.00 wib tepat. Dengan dihadiri oleh tokoh-tokoh yang sudah
sangat dikenal kiprahnya di Indonesia-Malaysia dan dunia sebagai para cendikiawan
dan intelek Muslim, beserta panitia dan peserta. Hadir dalam kegiatan tersebut
Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, Dato` Shahlan Ismail, Prof. Dr. M.
Zainy Uthman, dan beberapa doktor
dan pembina dari Malaysia. Sedang dari Indonesia ada Dr. Ending Bahrudin, Dr.
Adian Husaini,Adnin Armas, MA dan beberapa
tokoh lainnya dari pihak Indonesia.
Sesi awal sambutan diberikan oleh Dr. Adian Husaini
selaku penanggung jawab kegiatan, beliau menyampaikan rasa bangga dan perhatian
besarnya terhadap terselenggaranya kegiatan tersebut, mengingat akan krisisnya
figur seorang pemimpin Islam. Sambutan kedua diberikan olehDr. Ending
Bahruddin selaku Rektor
Universitas Ibnu Kaldun Bogor yang menyatakan bahwa kepemimpinanharus dimulai
dari aspek pendidikan yang mendasari pembentukan kepribadian dan pemikiran asas
seseorang, khususnya di perguruan tinggi ketika seseorang mencapai kematangan tingkat
berpikirnya, selaras dengan hal itu maka capaiannya sesuai dengan Visi UIKA “iman,
ilmu dan amal” sebagai aplikatifnya.
Selanjutnya sambutan diberikan oleh Prof. Dr. Wan
Mohd Nor Wan Daud dan Dato` Shahlan Ismail. Prof. Wan menegaskan bahwa hubungan
Indonesia-Malaysia harus dipupuk dan disemai dengan cara pandang yang benar
untuk kemudian kita dapat menempatkannya, dapat memahami bagaimana akar
permasalahan, pemikiran dan tantangannya.
Prof. Wan yang baru beberapa waktu lalujuga usai
memberikan kajian di berbagai negara, kemudian memberikan sebuah motivasi
dengan mengutip perkataan presiden pertama BosniaAlija Izetbegović yang terkenal akan ketegasan dan kontribusi
besarnya, beliau berujar “Islam is the best, but we are not”
Demikian apa yang telah tersusun dan tersempurnakan
dalam Islam dan juga dicontohkan oleh Rasulullah, para ulama dan pemimpin-pemimpin
Islam dahulu, sejatinya sudah memberikan kita banyak pelajaran dan keteladanan
untuk kita mampu kembali membangkitkan kemuliaan dan peradaban Islam terutama
peran pemuda“sebagaimana Muhammad Al Fatih yang mampu
membebaskan Konstantinopelpada masa mudanya” ungkapnya.
Yang semakin membuka kesadaran dan semangat peserta
ketika Dato` Shahlanselaku Presiden Sekretariat Transformasi Serantau (STS
)mengutip sebuah hadis tentang
bagaimana mayoritas umat Islam yang ibarat buih di lautan, meski memiliki
kuantitas yang besar tapi mudah terombang-ambing dan mudah pupus oleh
musuh-musuh Islam, denganmemberikan realitas, bagaimana seorang tentara rezim
Suriah bertanya pada seorang janda penduduk Suriah “Apakah selama ini kamu
tidak pernah makan daging lagi?” Maka seorang ibu yang telah menjadi janda
tersebut menjawab “Iya, ketika suami saya telah terbunuh di medan jihad Suriah
saya tidak pernah lagi memakan daging” Mengingat itu ketika berbagaikrisisdan akses banyak yang telah tertutup dan terputus
akibat pertempuran dengan rezim Syiah Suriah. Maka seketika itu juga tentara
tersebut memaksa dan mengambil anaknya, kemudian ia memasak anak tersebut untuk
ibunya yang tentu sangat menyakiti dan memakan dagingnya sendiri. Demikian itu
hanyalah sebagian kecil realitas yang dilakukan dan ditemukan, belum lagi di
negeri-negeri Muslim lainnya.
Kegiatan ini diharapkan akan
melahirkan kader-kader penerus pembangunan dan penggerak umat Islam, memperkuat
hubungan Indonesia dan Malaysia, serta menjadi jalan kebangkitan Islam di alam
Melayu.
Rangkaian kegiatan yang direncanakan akan digelar dari
pagi hingga malam hari ini pun mulai dibuka dan dilaksanakan untuk membekali
para kader muda yang kelak akan menggantikan kepemimpinan-kepemimpinan yang
ada.(Laporan. B Galih)
0 komentar:
Post a Comment