“Anak-anak yang tidak
diberi didikan sederhana, didikan merdeka, didikan percaya akan kekuatan diri
sendiri, tak ubahnya dengan burung yang tidak tumbuh bulunya
“Sebab
nyatalah bahwa sederhana, yang boleh disebut “istiqamah” (tegak lurus di
tengah-tengah) dan “i`itidal” (sama berat), disuruh di dalam ibadat sendiri,
yang akan mendekatkan diri kepada Allah. Apatah lagi di dalam pekerjaan
sehari-hari yang tidak mengenai ibadat, perkataan, perbuatan dan gerak-gerik.
Semua hendaklah menurut jalan yang telah ditentukan. Menurut suruh agama dan
menghentikan larangannya, dan berusaha menuntut kesempurnaan diri, mencapai
budi yang utama, menjauhi segala kedurjanaan. Semuanya hendaklah menempuh jalan
yang telah ditentukan agama. Sebab agama telah memilih jalan yang sederhana,
untuk kemaslahatan kita dunia dan akhirat.”
“Orang tua!
Bersenang dirilah. Kurangi pekerjaan berat. Tilik pemuda dari jauh, beri
pimpinan dengan baik, jangan jadi batu penarung, hendak meminta pemuda kini
supaya serupa dengan di zaman beliau masih muda, 40 tahun yang lalu. Tua itu
bukanlah artinya tidak terpakai lagi, tetapi si tua adalah tulang belakang si
muda. Jika ganjil perangai pemuda yang tidak dicocoki, jangan ditilik kepada
perangainya saja, tembuslah sampai kepada darahnya. Menghambat pemuda dalam
geloranya, sama denga mengikat kaki tangan anak kecil berumur empat bulan
supaya jangan bergerak, atau mengurung anak berumur lima tahun supaya jangan
berlari. Kalau hendak begitu juga, lebih baik doakan anak-anak itu lekas sakit
supaya dia `elok laku` saja di rumah serupa neneknya. Kalau di waktu masih muda
diminta supaya di serupa orang tua pula, maka di waktu tuanya esok serupa
siapakah dia?”
0 komentar:
Post a Comment