Jan 25, 2016

Kerinduan Orang Berakal




Orang yang berakal hanyalah merindui 3 perkara:
Pertama, menyediakan bekal untuk pulang
Kedua, mencari kelezatan buat jiwa
Ketiga, Menyelidiki arti hidup
(Buya Hamka, Falsafah Hidup, hal.45 Jakarta:1984)
Setiap manusia memiliki akal dan setiap manusia yang berakal selalu akan memiliki kesempatan untuk terdiam dan merengutkan dirinya, berpikir dengan akalnya, bertanya pada ilmunya, berkata dalam hatinya, terhadap segala sesuatu yang telah, sedang atau akan diperbuatnya.
Kerinduan orang berakal berada pada tiga hal tersebut. Menurut pemahaman penulis –sebab dalam buku tersebut tidak diberikan penjelasan, mengenai 3 perkara tersebut-, tiga perkara ini terlebih dapat terjadi dalam perjalanan atau perantauan seorang berakal, dalam pengembaraaannya mencari ilmu, mencari sesuatu yang sedang ingin disiapkan dan diuasahakannya dengan sungguh untuk kampung hidupnya. Hal ini khususnya banyak terjadi pada masa peralihan dari tingkat pendidikan SMA ke Perguruan Tinggi. Dari langkahnya di sebuah kampung atau desa, ke pusat kota yang menawarkan banyak sudut pandang yang berbeda.
Namun dalam keadaan sistem pendidikan di perguruan tinggi yang sedang berlangsung saat ini, serta pergaulan hidup yang bermewahan dan bebas tak berbatas di kampus kehidupannya yang baru, promosi dan gelombang pemikiran sekuler-liberal lebih mendominasi dan mempengaruhi. Maka penting bagi seorang penuntut ilmu, pemburu cita, mewaspadai berbagai jalur yang justru dapat menghempaskannya. Meskipun pemikiran dan gaya hidup sekuler-liberal ini dikemas dalam wadah yang bagus dan menawan, namun sebenarnya parsial dan secara perlahan menghancurkan.
Maka Buya Hamka, juga menuliskan, satu paragraf di atas tulisan tersebut, sebuah cara dan kebiasaan –yang menurut pemahaman penulis- dapat dilakukan untuk dapat menemukan 3 perkara tersebut dengan benar-. Yaitu meluangkan dan mempertanyakan pada diri, sesuai dengan empat tingkatan tersebut, kemudian berdoa dan mencari, semoga Allah memberikan 3 perkara tersebut pada kedudukannya yang benar,  pada jalan yang lurus, yaitu jalan yang Ia ridhoi. Wallahu `alam bishawab
Empat saat yang selalu diawasi oleh orang yang berakal. Biar lengah dia dari pada yang lain, tetapi tidak lalai dia menjaga yang empat saat itu
1.      Saat untuk menyembahkan hajatnya kepada Tuhannya.
2.      Saat untuk menilik dirinya
3.      Saat untuk membukakan rahasia dirinya kepada sahabatnya yang setia, menyatakan aib-aib dan celanya supaya dapat ditegur dan ditunjukkan oleh teman setia itu terus terang.
4.      Saat dia bersunyi-sunyi diri, duduk bersoal jawab dengan dirinya, menanyakan mana yang halal dan mana yang indah, mana yang jahat dan mana yang indah.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons