Orang yang berakal hanyalah merindui 3 perkara:
Pertama, menyediakan bekal untuk pulang
Kedua, mencari kelezatan buat jiwa
Ketiga, Menyelidiki arti hidup
(Buya Hamka, Falsafah Hidup, hal.45 Jakarta:1984)
Setiap manusia memiliki
akal dan setiap manusia yang berakal selalu akan memiliki kesempatan untuk
terdiam dan merengutkan dirinya, berpikir dengan akalnya, bertanya pada
ilmunya, berkata dalam hatinya, terhadap segala sesuatu yang telah, sedang atau
akan diperbuatnya.
Kerinduan orang berakal
berada pada tiga hal tersebut. Menurut pemahaman penulis –sebab dalam buku
tersebut tidak diberikan penjelasan, mengenai 3 perkara tersebut-, tiga perkara
ini terlebih dapat terjadi dalam perjalanan atau perantauan seorang berakal,
dalam pengembaraaannya mencari ilmu, mencari sesuatu yang sedang ingin
disiapkan dan diuasahakannya dengan sungguh untuk kampung hidupnya. Hal ini
khususnya banyak terjadi pada masa peralihan dari tingkat pendidikan SMA ke
Perguruan Tinggi. Dari langkahnya di sebuah kampung atau desa, ke pusat kota
yang menawarkan banyak sudut pandang yang berbeda.
Namun dalam keadaan
sistem pendidikan di perguruan tinggi yang sedang berlangsung saat ini, serta
pergaulan hidup yang bermewahan dan bebas tak berbatas di kampus kehidupannya
yang baru, promosi dan gelombang pemikiran sekuler-liberal lebih mendominasi
dan mempengaruhi. Maka penting bagi seorang penuntut ilmu, pemburu cita,
mewaspadai berbagai jalur yang justru dapat menghempaskannya. Meskipun pemikiran
dan gaya hidup sekuler-liberal ini dikemas dalam wadah yang bagus dan menawan,
namun sebenarnya parsial dan secara perlahan menghancurkan.
Maka Buya Hamka, juga
menuliskan, satu paragraf di atas tulisan tersebut, sebuah cara dan kebiasaan
–yang menurut pemahaman penulis- dapat dilakukan untuk dapat menemukan 3
perkara tersebut dengan benar-. Yaitu meluangkan dan mempertanyakan pada diri,
sesuai dengan empat tingkatan tersebut, kemudian berdoa dan mencari, semoga
Allah memberikan 3 perkara tersebut pada kedudukannya yang benar, pada jalan yang lurus, yaitu jalan yang Ia
ridhoi. Wallahu `alam bishawab
Empat saat yang selalu diawasi oleh orang yang
berakal. Biar lengah dia dari pada yang lain, tetapi tidak lalai dia menjaga
yang empat saat itu
1.
Saat untuk menyembahkan hajatnya
kepada Tuhannya.
2.
Saat untuk menilik dirinya
3.
Saat untuk membukakan rahasia
dirinya kepada sahabatnya yang setia, menyatakan aib-aib dan celanya supaya
dapat ditegur dan ditunjukkan oleh teman setia itu terus terang.
4.
Saat dia bersunyi-sunyi diri, duduk
bersoal jawab dengan dirinya, menanyakan mana yang halal dan mana yang indah,
mana yang jahat dan mana yang indah.
0 komentar:
Post a Comment