Jul 14, 2016

Paradigma Sains Islam



Sains merupakan istilah yang cukup jamak didengar dan dipelajari di setiap jenjang lingkungan akademis. Sains sebagai sebuah proses untuk meyelidiki dan mengetahui gejala-gejala alam sekaligus menghasilkan metodologi dan produk ilmu pengetahuan, dinilai sebagai ukuran kemajuan suatu peradaban. Semakin tinggi penguasaannya terhadap sains, diperkirakan bangsa tersebut yang sedang tampil memiliki kekuasaan ilmu pengetahuan dan peradaban. Sebab sains memberikan jawaban dan penyediaan kebutuhan dari perkembangan kehidupan.
Peradaban Barat yang saat ini menjadi sentral sains atau ilmu pengetahuan, diakui memang telah memberikan sumbangsih besar untuk kemudahan dan pemenuhan hajat manusia. Mereka dapat menemukan berbagai rahasia alam yang sebelumnya belum terkuak, serta menghasilkan produk ilmu pengetahuan. Namun di samping hal tersebut, sains dalam peradaban Barat ini juga terbukti telah menghantarkan pada kerusakan dan ketidak seimbangan terhadap ekosistem kehidupan, akibat dasar dan pola pikir yang salah dalam memandang dan menafsirkan alam.
Menilik sejarah kelahiran sains di Barat, dilatar belakangi oleh traumatik dan pemisahan terhadap agama pada abad pertengahan. Yang akhirnya memberi dasar pemikiran dan cara pandang Barat dalam melihat ilmu dan realitas. Sains dalam peradaban Barat, merupakan sebuah kutub yang terpisah dari agama, yang mencoba menafsirkan dan mengungkap kejadian alam kosong dari nilai spiritual. Cara membaca sains yang terbatas pada empiris dan rasional, menghasilkan produk ilmu yang sekuler- liberal. Sebab konsep alam dan kehidupan dipandang sebatas fenomena-fenomena yang terjadi oleh sebuah hukum kausalitas yang telah baku, kekal dan tidak terkait adanya realitas penciptaan.
Islam sebagai agama yang kompleks dan universal, memiliki basic dan perangkat tersendiri, dalam memandang, membangun dan mengolah alam. Alam merupakan ayat-ayat Allah yang tersirat dalam kehidupan. Sebuah tanda besar akan keteraturan yang diciptakan oleh sang khaliq untuk manusia dapat mengambil manfaat darinya. Sedang manusia merupakan pemeran utama atau khalifah yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan memanfaatkannya. Tujuan pertama sains Islam, yaitu sebagai sarana manusia menemukan rahasia besar dibalik objek materi, bahwa alam bukanlah terjadi dengan kebetulan atau ada dengan sendirinya. Namun ia adalah hasil sebuah penciptaan Maha Besar, yang akan memberikan pertanyaan dan mengiring manusia pada fitrahnya pada pengenalan dan pengakuan kepada Allah. Kedua, tujuan praktis atau lahiriah, yaitu agar manusia dapat memahami karakter alam yang beragam, untuk dapat mempertahankan hidup dan mengambil manfaat darinya.
Teknologi merupakan produk dari perkembangan sains, yang dalam Islam tidak bermasalah, atau bersifat netral untuk dapat dimanfaatkan. Namun berbeda dari sains, yang tidak bebas nilai. Sains di dunia Barat, berangkat dari epistemologi dan metodologi  yang sekuler dan materialistik, karena dirumuskan oleh pemikiran dan pengalaman para ilmuan-ilmuan Barat. Ketika objek ilmu telah disentuh dan didefiniskan oleh ilmuan, maka ia sudah mengandung nilai dan masuk dalam penafsiran dan praduga ilmuan. Ilmuan Barat membuka diri dan tidak mengenal adanya nilai mutlak dari sains. Bagi mereka setiap teori dapat berkembang dan dihapuskan, ketika ada teori lain yang dianggap lebih kuat dan ilmiah untuk menjelaskan.
Akar permasalahan sains Barat, berawal dari kesalahannya memandang konsep alam dan kehidupan. Epistemologi Barat yang tidak memberikan ruang bagi wahyu, sebagaimana sains Islam yang bersumber dari wahyu, mengakibatkan sains Barat hilang dari nilai kemanusiaan dan spiritual. Akibatnya hilanglah adab seorang ilmuan dalam menafsirkan dan memperlakukan alam.
Banyak ilmuan atau orang cerdas yang berhasil mengungkap dan mengambil manfaat dari alam, namun tidak memperhatikan dan mementingkan kebutuhan jangka panjang serta kebaikan rantai kehidupan (manusia, alam, hewan dan tumbuhan). Mereka secara bebas mengeruk dan mengeksploitasi sumber daya alam untuk meraup kekayaan dan keuntungan yang parsial. Dengan meninggalkan banyak kerusakan pada alam dan keyakinan.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons